Gunung Gede-Pangrango adalah satu-satunya gunung yang paling sering di
daki di Indonesia, kurang lebih 50.000 pendaki per tahun, meskipun
peraturan dibuat seketat mungkin, bisa jadi karena lokasinya yang
berdekatan dengan Jakarta dan Bandung. Untuk mengembalikan habitatnya
biasanya tiap bulan Agustus ditutup untuk pendaki juga antara bulan
Desember hingga Maret. Untuk mengurangi kerusakan alam maka dibuatlah
beberapa jalur pendakian, namun jalur yang populer adalah melalui pintu
Cibodas
Mulai 1 April 2002 untuk mengunjungi Taman Nasional
Gn.Gede-Gn.Pangrango diberlakukan sistem booking, 3-30 hari sebelum
pendakian harus booking dahulu. Jumlah pendaki dibatasi hanya 600 orang
per malam, 300 melalui Cibodas, 100 melalui Selabintana, 200 melalui
Gunung Putri. Pendaftaran pendaki hanya dilanyani di Wisma Cinta Alam
kantor Balai Taman Nasional Gn. Gede-Pangrango pada hari kerja
(senen-jumat) pada jam kantor. Pos Cibodas, Gn. Putri dan Salabintana
sudah tidak melayani ijin pendakian. Hanya sebagai pos kontrol.
Pemerintah
Hindia Belanda menetapkan kawasan hutan seluas 150 km2 di puncak Gunung
Gede Pangrango (Kabupaten Cianjur) sebagai suaka alam pada tahun 1889.
Pemerintah RI kemudian mengubah status wilayah Gede Pangrango menjadi
Taman Nasional pada tahun 1980.
Kawah Gn. Gede
CUACA
Gede
Pangrango adalah salah satu tempat di pulau jawa yang terbanyak curah
hujannya, rata-rata pertahun mencapai 3.000 hingga 4.200 mm. Musim Hujan
dimulai pada bulan Oktober hingga bulan mei dengan curah hujan lebih
dari 200 mm setiap bulannya, dan lebih dari 400 mm perbulannya diantara
bulan Desember hingga Maret dan taman biasanya ditutup. Taman nasional
ini sangat penting untuk menyerap air hujan.
Saat terbaik untuk
mengunjungi taman maupun pendakian adalah diantara musim kemarau sekitar
juni hingga september, dimana pada saat itu curah hujan turun dibawah
100 mm. Suhu rata-rata berfariasi dari 18ºC di Cibodas hingga kurang
dari 10ºC di puncak gunung gede dan pangrango, dengan kelembaban
diantara 80% dan 90%. Pada malam hari suhu di puncak gunung bisa
mencapai dibawah 5ºC, sehingga bagi setiap pendaki gunung harus membawa
jaket tebal. Pendaki juga perlu berhati-hati karena pohon-pohonan mudah
tumbang.
Kelembabannya sangat tinggi terutama di hutan pada malam
hari, namun pada musim kemarau di puncak gunung berubah turun pada malam
hari sekitar 30% hingga siang hari naik mencapai 90%. FAUNA
Tercatat
ada 245 jenis burung di taman ini, ketika Junghuhn mendaki Gn.Pangrango
pada tahun 1839, merupakan pendaki pertama yang dilakukan oleh orang
Eropa, ia menemukan dua badak jawa di dekat puncak gunung (kandang
badak) seekor sedang berendam di suatu sungai kecil dan yang lain sedang
merumput di pinggir sungai. Sekitar 150 tahun yang lalu juga masih
dihuni oleh banteng dan rusa jawa. Pada tahun 1929 masih ada Macan tutul
Panthera pardus di Taman Nasional ini, dan tahun 1986 masih tersisa 10,
tetapi sekarang sudah tidak ada lagi.
PINTU MASUK TAMAN
Bagi
setiap pengunjung wajib minta ijin di pintu masuk taman yang dapat
diperoleh di kantor Cibodas. Pengunjung dapat memasuki taman lewat
beberapa pintu diantaranya:
Kebun Raya Cibodas
Pintu
Cibodas (Cipanas) merupakan pintu masuk utama dan kantor pusat taman.
Berjarak kira-kira 100 km dari Jakarta / 2,5 jam dengan mobil, 89 km
dari Bandung / 2 jam naik mobil.
Pintu Gunung Putri (Cianjur)
dekat dengan Cibodas dan dapat dijangkau lewat Cipanas atau Pacet. Pintu
Selabintana (Sukabumi) berjarak 60 km dari Bogor / 1,5 jam naik mobil,
dan 90 km dari Bandung / 2 jam naik mobil. Jalur ini sudah ditutup,
karena ada beberapa tempat yang terkena longsor sehingga kita harus
merangkak melalui pinggiran jurang dengan tali. Untuk itu diperlukan
ijin khusus dan harus dengan pengawalan ranger.
Pintu Situgunung
(Sukabumi) berjarak 15 km dari Selabintana ke arah Bogor. Jalur menuju
puncak Gunung Gede dan Pangrango memiliki jalur yang sangat jelas,
kecuali pintu masuk Situgunung.
Pendakian via Cibodas
PINTU CIBODAS & GUNUNG PUTRI
Jalur
terbaik adalah melalui Cibodas, karena kita dapat menikmati keindahan
satwa dan beberapa tempat menarik seperti Telaga Biru, air terjun
Ciberem dan Air Panas. Terutama sekali kita dapat menemukan aliran air
sepanjang jalan hingga pos Kandang Badak suatu pos persimpangan jalan
antara Gunung Gede dan Pangrango.
Cibodas atau Gunung Putri dapat
ditempuh menggunakan kendaraan umum jurusan Jakarta - Bandung. Turun di
Cipanas atau pertigaan Cibodas, disambung dengan mobil angkutan kecil
jurusan Cipanas - Cibodas, atau Cipanas - Gunung Putri. Selain dikenakan
tiket masuk Taman dan Asuransi, pengunjung diwajibkan meninggalkan
photocopy Tanda Pengenal dan menunjukkan Tanda pengenal asli.
Melalui
Cibodas puncak Gunung Gede dapat ditempuh selama 5 jam dan puncak
Gunung Pangrango dapat ditempuh selama 7 jam. Sedangkan melalui Gunung
Putri puncak Gunung Gede dapat ditempuh selama 9 jam.
Dari jalur
Cibodas, terdapat beberapa pos peristirahatan yang berupa bangunan
beratap yang sangat bermanfaat untuk berteduh dan menghangatkan badan.
Sebaiknya tidak mendirikan tenda di dalam pos karena mengganggu para
pendaki lainnya yang ingin berteduh.
Sebelum pos Kandang Batu kita
akan melewati suatu lereng curam yang sangat berbahaya, yang dialiri air
panas, pendaki perlu ekstra hati-hati karena sempit dan licin namun
banyak pendaki berhenti untuk menghangatkan badan. Sebaiknya tidak
berhenti di sini sangat menggangu pendaki lainnya, selain itu sebaiknya
menggunakan sepatu, panasnya air sangat terasa bila kita hanya
menggunakan sandal.
Sungai Air Panas (kandang Batu)
Mandi
di sungai di Pos Kandang Batu ini yang berair hangat sangat menyegarkan
badan, menghilangkan capek dan kantuk. Membantu melancarkan aliran darah
yang beku kedinginan. Jangan gunakan sabun, odol, shampoo, karena
banyak pendaki mengambil air minum di sungai ini. Membuka tenda di Pos
ini sangat mengganggu perjalanan pendaki lainnya.
Meninggalkan Pos
Kandang Batu kita akan melewati sungai yang kadang airnya deras sehingga
hati-hati dengan sendal yang dipakai. Celana panjang mungkin perlu
digulung, namun bila air sungai sedang tenang (tidak ada hujan di
puncak) kita bisa melompat di atas batu-batu. Mendekati Kandang Badak,
kita akan mendengar suara deru air terjun yang cukup menarik dibawah
jalur pendakian. Kita bisa memandang ke bawah menyaksikan air terjun
tersebut, atau turun ke bawah untuk mandi bila air tidak terlalu dingin.
Bagi pendaki sebaiknya mengisi persediaan airnya di pos Kandang Badak,
karena perjalanan berikutnya akan susah memperoleh air. Setelah kandang
Badak perjalanan menuju puncak sangat menanjak dan melelahkan disamping
itu udara sangat dingin sekali. Disini terdapat persimpangan jalan,
untuk menuju puncak Gn.Gede ambil arah ke kiri, dan untuk menuju puncak
Gn.Pangrango ambil arah kanan. Persiapan fisik, peralatan dan perbekalan
harus diperhitungkan, sebaiknya beristirahat di pos ini dan
memperhitungkan baik buruknya cuaca.
Puncak Gn. Pangrango dilihat dari puncak Gn Gede
Menuju
puncak Pangrango waktu yang dibutuhkan sekitar 3 jam dengan jarak
tempuh lebih kurang 3 km, dengan melintasi kawasan hutan lebat yang
sangat terjal. Dari puncak gunung Pangrango pendaki tidak bisa menikmati
pemandangan sekitar karena masih banyak pohonan. Sedikit turun ke arah
barat terdapat areal terbuka seluas 5 ha yang dipenuhi dengan tanaman
bunga edelweis. Tempat ini di sebut Alun Alun Mandalawangi.
Untuk
menuju puncak gunung gede pendaki menyusuri punggungan gunung yang
terjal. Terdapat sebuah tempat yang disebut Tanjakan Setan, tempat ini
sangat terjal dan dilengkapi dengan tali baja untuk berpegangan. Dari
atas tanjakan ini pendaki bisa memandang panorama puncak gunung
Pangrango yang sangat indah.
Hempasan angin kencang sangat terasa di
tempat ini. Pendakian di musim hujan tempat ini terasa sangat dingin
karena hembusan angin kencang yang bercampur dengan air. Pendaki yang
belum makan biasanya akan mudah sakit ketika tiba di tempat ini. Bahkan
bisa terkena kram bila tidak menggunakan pakaian yang cukup tebal.
Hingga puncak Gunung Gede angin kencang akan selalu menemani pendaki.
Puncak Gn. Gede
Puncak
gunung gede memanjang, berbeda dengan puncak gunung pangrango yang
runcing sempurna. Pendaki biasanya menikmati pemandangan Kawah Gunung
Gede yang sangat luar biasa. Tercium aroma bau belerang yang kadang kala
sangat menyengat hidung. Kawah gunung Gede terdiri dari Kawah Ratu dan
Kawah Wadon.
Puncak gunung Gede sangat indah namun perlu hati-hati,
kita dapat berdiri dilereng yang sangat curam, memandang ke kawah Gede
yang mempesona. Dibawah lereng-lereng puncak ditumbuhi bunga-bunga
edelweis yang mengundang minat untuk memetiknya, hal ini dilarang dan
sangat berbahaya bagi kelestariannya.